Bunda, Mendisiplinkan Anak Tak Harus Dengan Marah-marah Lho
Jakarta, Mendisiplinkan anak tidak harus dengan marah-marah. Ahli menyampaikan anak dapat didisiplinkan dengan melakukan dua hal berikut.
Psikolog Roslina Verauli menyampaikan mendisiplinkan anak yaitu salah sesuatu metode modifikasi perilaku anak. Namun seandainya dikerjakan tidak tepat, anak mampu tidak belajar dan malah fokus kepada hal-hal yg tak diinginkan.
"Misalnya dimarahin, dia nggak mulai berpikir kalau dia melakukan kesalahan dan tak mulai mengulanginya. Yang dia pikirkan adalah dimarahi dan itu mampu jadi pengalaman buruk yg menghantui anak," tutur Vera dalam temu media Bebelac Grow Them Great di Restoran Kembang Goela, Jl Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (25/2/2016).
Baca juga: Studi: Kadar Hormon Oksitosin Pada Wanita Pengaruhi Kesuksesan Pernikahan
Lebih baik orang tua memberikan hukuman yg tak menimbulkan pengalaman buruk. Salah sesuatu contohnya adalah dengan mengurangi jam main anak. Vera menyampaikan ini lebih efektif daripada memarahi anak.
"Jadi hilangkan sesuatu. Misalnya jam mainnya dikurangi karena dia nggak mau belajar. Nanti anak mulai berpikir daripada dia nggak belajar tetapi nggak main juga, mendingan belajar tetapi masih mampu main," tuturnya lagi.
Ia menambahkan bahwa metode hukuman yg menakuti atau mengancam anak tak lagi efektif ketika ini. Anak tak mulai belajar mengapa dia dihukum namun mulai fokus ke hal-hal negatif yg disampaikan orang tua dengan mengancam atau menakuti.
Kaerna itu. Vera menyampaikan prinsip ini juga dapat dibalik. Daripada menghukum anak seandainya berbuat salah, lebih baik cegah anak dengan cara memberikan reward atau imbalan saat dia berkelakuan baik.
"Jadi anak diberi challenges. Kalau kamu baik nanti Mama kasih reward, misalnya jam main ditambah atau hal yang lain yg membuat anak senang," pungkasnya.
Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Sarapan Bantu Tubuh Bakar Kalori Lebih Banyak(mrs/up)
Sumber: http://health.detik.com
Jakarta, Mendisiplinkan anak tidak harus dengan marah-marah. Ahli menyampaikan anak dapat didisiplinkan dengan melakukan dua hal berikut.
Psikolog Roslina Verauli menyampaikan mendisiplinkan anak yaitu salah sesuatu metode modifikasi perilaku anak. Namun seandainya dikerjakan tidak tepat, anak mampu tidak belajar dan malah fokus kepada hal-hal yg tak diinginkan.
"Misalnya dimarahin, dia nggak mulai berpikir kalau dia melakukan kesalahan dan tak mulai mengulanginya. Yang dia pikirkan adalah dimarahi dan itu mampu jadi pengalaman buruk yg menghantui anak," tutur Vera dalam temu media Bebelac Grow Them Great di Restoran Kembang Goela, Jl Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (25/2/2016).
Baca juga: Studi: Kadar Hormon Oksitosin Pada Wanita Pengaruhi Kesuksesan Pernikahan
Lebih baik orang tua memberikan hukuman yg tak menimbulkan pengalaman buruk. Salah sesuatu contohnya adalah dengan mengurangi jam main anak. Vera menyampaikan ini lebih efektif daripada memarahi anak.
"Jadi hilangkan sesuatu. Misalnya jam mainnya dikurangi karena dia nggak mau belajar. Nanti anak mulai berpikir daripada dia nggak belajar tetapi nggak main juga, mendingan belajar tetapi masih mampu main," tuturnya lagi.
Ia menambahkan bahwa metode hukuman yg menakuti atau mengancam anak tak lagi efektif ketika ini. Anak tak mulai belajar mengapa dia dihukum namun mulai fokus ke hal-hal negatif yg disampaikan orang tua dengan mengancam atau menakuti.
Kaerna itu. Vera menyampaikan prinsip ini juga dapat dibalik. Daripada menghukum anak seandainya berbuat salah, lebih baik cegah anak dengan cara memberikan reward atau imbalan saat dia berkelakuan baik.
"Jadi anak diberi challenges. Kalau kamu baik nanti Mama kasih reward, misalnya jam main ditambah atau hal yang lain yg membuat anak senang," pungkasnya.
Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Sarapan Bantu Tubuh Bakar Kalori Lebih Banyak(mrs/up)
Sumber: http://health.detik.com